Beberapa bulan yang lalu, saya berkesempatan menemani
anak SMP belajar. Rasanya, menyenangkan, tapi agak jengkel juga. Pasalnya,
kelas yang saya temani saat itu begitu riuh. Adik-adik usia 12-13 tahun itu
aktif sekali. Beberapa memperhatikan saya, namun beberapa lagi, tidak. Kendala
saya untuk menenangkan mereka adalah suara saya yang katanya seperti butiran debu.
Lembut. *sempet seneng sih dikatain gitu sama temen-temen* tapi dalam kondisi
tertentu, repot juga.
Daripada
saya teriak-teriak dan mereka nggak denger, mendingan saya diam. Beberapa
menit, dan adik-adik lucu itu sadar. Merekapun diam. Yay, saya merasa menang.
Salah seorang bertanya mengapa saya diam, sedangkan adik-adik yang duduk di
belakang saling senggol dan mengingatkan teman sebelahnya untuk diam. *Aigooo…
serasa balik ke jaman ituuuu, saya dulu pas SMP juga gitu*.
Baiklah,
saatnya membuat kesepakatan dengan mereka. “BOLEH BICARA, BOLEH MAINAN, BOLEH
JALAN-JALAN, ASALKAN TIDAK MENGGANGGU TEMANNYA. KALAU ADA TEMAN YANG TERGANGGU,
SEGERA TEGUR, DAN UNTUK YANG DITEGUR, MOHON SEGERA DUDUK TENANG. SALING
MENGHARGAI, KARENA KELAS INI KELAS KITA SEMUA.” Saya berkata dengan intonasi
yang saya tegaskan, semoga terdengar tegas dan tidak lucu. Tapi saat itu tidak
ada yang tertawa. Saya sepertinya berhasil, hihi.
Dan
penjelasanku terus mengalir, setidaknya mereka sudah lebih tenang, hanya satu
dua anak yang bicara sendiri, saya biarkan. Lebih banyak yang memperhatikan
saya. Setengah jam saya ceramah, yang pastinya membosankan, saya mengajak
mereka semua keluar kelas. Bermain telephone game, permainan sederhana, namun
tidak membosankan. Adik-adik itu antusias membisikkan kata-kata berbau materi
dari saya ke telinga teman-temannya. Satu dua ada yang curang, saya diamkan dan
teman mereka ada yang mengingatkan. Itu maksud saya, saya yakin diantara anak
sebanyak itu pasti ada yang memiliki sportivitas yang tinggi, dan saya
menemukan anak itu. Permainan berakhir
dengan tepuk tangan yang sangat riuh, dan tawa mereka yang sambung
menyambung. Bagaimana rasanya belajar hari ini? “MENYENANGKAN,ASIIIIK” kata
mereka. Satu anak nyeletuk menawarkan “Mbak, jadi guru disini aja, ngajar kita
terus.” Saya hanya tersenyum mengiyakan, aamiin… semoga suatu saat nanti ^.^...