Let us find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart ~

Jumat, 20 Januari 2017

Day 3 KampusFiksi Writing Challenge: 5 Hal Ini Saya Tulis Pada Saat Ujian Setengah Tahun Silam

Pondok Pesantren Edi Mancoro, setengah tahun silam..
             Hanya setahun dua kali pemandangan seperti ini terlihat di Pondok kami, yakni pada saat test pondok yang diadakan per enam bulan sekali. Semua santri berjajar di depan kelas, berbaur dari berbagai kelas, menunggu ustadz rawuh dengan kitab di tangan mereka, menghafalkan materi  sembari merapalkan doa doa. “Semoga testnya gampang.”
             Ketika bel pertanda mulai test berbunyi, ruangan sudah penuh dengan santri. Sabar sekaligus deg-degan menunggu soal dan lembar jawab yang  dibagikan Ustadz. Saya, ketika itu sedang duduk sembari memainkan pena. Membunuh ketegangan. Test pada saat itu adalah mengarang dengan bahasa Arab. Bagi saya, test bahasa Arab di pondok; baik tata bahasanya maupun terjemahnnya, sama-sama menakutkan. K r e d I b I l I t a s saya sebagai mahasiswa bahasa arab kala itu dipertaruhkan. Terlepas dari apapun yang saya takutkan, ujian adalah sesuatu yang harus dihadapi dan dikerjakan, sebaik mungkin. Baiklah, dengan sedikit merem melek, saya membuka lembar soal dan mendapati soal yang apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi:
              “Tulislah hal-hal yang akan kamu lakukan ketika sudah lulus dari pondok.
            Dan sampai sekarang, saya masih berusaha mewujudkannya. Satu persatu. Di tahun ini.
           Saya ingat benar bahwa hal pertama yang ingin saya lakukan adalah mendaftar kuliah lagi. S2. Sastra. Karena kecintaan saya terhadap kata dan makna, serta keabadian yang menyertai keduanya. Menjadi penulis bagi saya bukan hanya sebuah cita-cita, melainkan kebahagiaan. Sebuah kecukupan yang dicari oleh para manusia. Kalau sudah mendapat bahagia, mau cari apa lagi coba?
         Lalu, saya ingin mengkhatamkan kitab Mabadi’ul Awwaliyyah. Kitab yang selalu membuat saya bilang “ooooo” panjang ketika saya mengkajinya di pondok. Kitab dengan berbagai kebaikan dan ketulusan hati, baik dalam ibadah maupun muamalah. Saat ini, saya masih mempertimbangkan mau ngaji di Ustadz siapa. Di kampung saya ada dua ustadz dengan kelebihannya masing-masing.
           Saya juga seorang penikmat novel akut. Mbah Kakung yang menanamkan kebiasaan membaca kepada saya. Sejak kanak-kanak beliau kerap kali membawakan buku cerita bergambar. Tentang belajar mandi sendiri, makan sendiri, merapikan mainan sendiri, membantu ibu, dan hal-hal baik lain yang dilakukan oleh Budi dan Ani. Karenanya, tahun ini saya ingin membangun perpustakaan untuk adik-adik di desa saya. Kenapa? Supaya mereka tahu bahwa membaca itu nikmat, kecanduan membaca, dan semoga mereka keranjingan menulis. Dan konsisten untuk menulis, jangan seperti saya yang nulisnya kadang kadang. Hehe.  
         Bulan lalu, saya bingung mau kerja di mana. Fresh graduate seperti saya adalah harapan besar bagi orangtua yang sudah susah payah menyekolahkan anak-anaknya. Ada beberapa tawaran yang sampai saat ini belum saya sanggupi. Seseorang berkata kepada saya “pilihlah pekerjaan yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” Karenanya, tahun ini saya ingin membuat bimbingan belajar yang melibatkan adik-adik saya di sebuah organisasi masyarakat. Kata Ibu saya peluang saya membuka bimbingan belajar di kampung saya ini kecil berhasilnya. Tapi bagaimanapun, saya akan melakukannya. Saya bilang pada Ibu tentang niat member manfaat kepada orang lain, dan beliau memberikan restu. Alhamdulillaah.
          Yang terakhir, saya ingin ke luar negeri. Australia atau amerika. Saya ingin melihat langit yang birunya berbeda dengan di Indonesia. Saya ingin menelusuri jalan-jalannya dan merekam udara yang saya hirup di sana. Saya ingin merasa bahagia, kebahagiaan yang berbeda dari yang pernah saya rasakan di Indonesia.
        Tahun ini, karena ada begitu banyak hal baru yang terjadi dalam hidup saya, jadi saya harap semuanya akan berjalan baik dan saya bisa melewatinya dengan  gemilang. Aamiin. J

      Lalu saya mengumpulkan semua keinginan saya itu sebelum waktu selesai. Keluar terlebih dahulu, duduk di pojok tembok, dan kembali menghafal kitab, test jam kedua di depan mata. Begitu sampai beberapa hari setelahnya. Sampai hari penghabisan ujian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar