Let us find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart ~

Kamis, 26 November 2015

Diakhiri dengan Semoga Berkah



Kau pernah merasakan bahagia dan malu pada saat yang sama?
            Kau pernah merasakan malu dan bahagia pada saat yang sama?
            Kuceritakan padamu, dua moment yang aku menyebutnya ‘jleb moment’ yakni moment ketika hatimu tertohok malu sekaligus mengucap syukur kepada Allaah.
            Siang itu, pada hari yang aku lupa tanggal dan tahunnya. Aku hanya ingat hari itu hari Selasa, saat ada sebuah acara di PKM 2 IAIN Salatiga. Aku bersama seorang adik angkatan jurusan KPI berbincang. Perbincangan tentang kabar, basa-basi selayaknya orang Indonesia. Lalu, tentang kemah bela negara yang pernah kami ikuti bersama, lalu tentang sebuah tulisan blogku yang tiba-tiba dipakai seorang dosen dalam perkuliahan. Saya tentu senang mendengar cerita adik itu. Tulisan saya, ada manfaatnya saudara. :D Tapi, berbarengan dengan ‘alhamdulillaah’ yang saya ucap, seketika itu saya malu ketika ia menyebut sebuah judul tulisan. Tulisan itu, tulisan tentang seorang dosen yang tidak kunjung masuk dan tidak pula mengabarkan kepada kami tentang ketidakhadirannya. Kan nggregeti ya. Ditambah saya yang kecil lemah *ah, hihi* ini harus naik ke lantai tiga. Itu hari pertama kuliah, semangat belum ada yang tumpah, masih berlimpah ruah, dan tiba-tiba erkotori oleh rasa greget yang meresahkan. Hiks. Lebih lanjut tentang tulisan *yang true story* itu, bisa di lihat di blog saya yang sucimahasiswapba.blogspot.com. Lalu, sontak saya yang rasa ingin tahunya seringkali tidak ketulungan ini mengorek lebih jauh lagi tentang kejadian di kelas KPInya adik itu. “Terus gimana dek?” “Kamu baca?” “Pak dosen bilang apa?” “Duh dek, kan itu kan bukan tulisan pas moodku bagus dek.” Dan “kan... kan... kan... yang lain”. Kalau kau moody, kau pasti tahu betapa khawatirnya aku ketika itu. Khawatir kalau kata-kataku ada yang tidak pantas, keceplosan, dan lain-lain yang diluar kendaliku. Hiks..
            Bersyukurnya, mereka semua menanggapi tulisanku dengan baik, dengan positif. Dan kata-kata yang pak dosen bilang ke mahasiswa, menurut cerita adik itu ialah “Hal-hal yang sederhana, atau perasaan yang sederhana, dengan kata-kata bisa menjadi hebat, hebatnya ialah tulisan itu bisa membuat pembaca masuk ke dalam cerita itu. Ikut merasakan kegelisahan yang penulis rasakan. Mahasiswa KPI gak boleh kalah sama mahasiswa PBA.” Haha. Alhamdulillaah. Padahal saya menulis waktu itu karena saya teman-teman terlalu sibuk untuk sekadar diajak bicara.
            Yang kedua ialah ketika kau berniat menulis cerita anak layaknya fairy tale, justeru cerita yang kau niatkan itu berubah menjadi ceritamu sendiri yang kau fairy tale kan, dan dibaca oleh seorang dosen yang sedang kau ambil mata kuliahnya. Di kelas, tiba-tiba seorang dosen itu menyebutkan judul tulisan yang kau masih hafal betul kata-katanya. Hiks. Serasa ingin mengecil terus masuk tas sebentar terus tasnya biar dibawain pulang temen terus udah. Hihi. Malu, saudara. Tulisan alay yang difiktif-fiktifkan dibaca oleh seorang yang sudah menulis 6 buku non fiksi. Huhu.. Harus lebih selektif lagi nanti-nanti kalo ngeposting tulisan. Tapi terimakasih Bapak sudah berkenan membaca *entah membaca judulnya apa udah sama isinya* Semoga judulnya aja. Hihi.. :p
            Rabbii.. atas segala yang Kau anugerahkan pada diri gadis kecil yang selalu sama ini *selalu berusaha lillaah dan fillaah* terimakasih banyak. Semoga, tulisan yang saya bagi karenaMu ini bisa bermanfaat bagi orang lain. Minimal, bisa membuat orang senyum-senyum sendiri, bahagia, apalagi untuk orang-orang yang tahu betapa tidak jelasnya saya, betapa anehnya saya, semoga mereka semua bahagia membaca tulisan-tulisan saya *yang seringkali nggalau*. Terimakasih Allaah. “Nuun.. wa al-qalami wa maa yasthuruun.” Atas semua yang saya ceritakan, saya akan mengakhirinya dengan doa – Semoga berkah --.
            Saya tidak pernah punya cita-cita berhenti bercerita. Untuk cerita yang kau baca, maaf jika ada salah kata. Reader, i love you unconditionally.. ^^

Gadis kecil yang berusaha mencintaiMu segenap dan sebulat mungkin.
Saya, Fauziyah Suci Nurani, dan segala rasa terimakasih.