Let us find the way, close our eyes, listen closely, and attend with our heart ~

Rabu, 02 Desember 2015

Sejatinya, Kaulah Novel Itu

Hai, seseorang yang sama sekali tidak menyukai buku fiksi. Kenapa Kau takut ketika tahu kekata seseorang itu seperti dialog novel dengan diksinya yang sedemikian rupa?

Tidak tahukah kau siapa sejatinya novel itu?

Bukan siapapun kecuali Engkau.

Kau yang dengan formal tiba-tiba meminta izin menyayangiku dikala malam hingga dini hari Kau tidak bisa tidur sementara aku sudah terlelap dan menyudahi diskusi tentang formalitas menyayangi.

"Aku tegaskan : Aku minta izin menyayangimu dek". Katamu yang masih sangat aku hafal sampai kapanpun.

Tidak tahukah kau siapa sejatinya novel itu?

Bukan siapapun kecuali Engkau.

Kau yang sering minta diajari untuk bersabar dan bersyukur, tapi justeru sebenarnya aku yang belajar banyak tentang kedua hal itu, darimu.

Karena emosiku yang fluktuatif, tidak semua orang betah menyikapinya dengan baik, tapi Kau, segala kata dan lakumu, aku merasa tidak perlu takut untuk menjadi diriku sendiri. Diriku sendiri dengan sabar syukur sabar syukur yang memang harus silih berganti.

Sudah ku bilang, Kaulah sejatinya novel itu.

Yang dengan emot-emotmu, sebuah rasa bahagia dengan ajaib menyusup begitu saja.

Pada malam-malam melelahkan ini, misalnya.sebuah gambar bunga tiba-tiba menerbitkan rindu yang tak berani kukata, seperti biasanya.. hihi

Sudah ku bilang, Kaulah sejatinya novel itu.

Yang mencukupkan aku sebagai temanmu mengembara. Yang tetap memberikan sebuah ruang tepat disebelahmu untukku sejauh apapun kau tapaki perjuanganmu.

Sudah ku bilang, Kaulah novel sejati

Yang membuatku selalu ingin menjadi lebih baik sebagai seorang abdi. Memohon banyak untuk masa masa nanti yang bersama akan kita lewati..

"Namun senyatanya, baru denganmu aku berani menawarkan segenap masa depanku" Katamu kala itu..

Untukmu, Novel yang sejati..

Sudah kuhaturkan doa-doa pengharapan kebaikan, yang akan terus aku lakukan..
Tenang,  dan tetap berjuang.

Semoga di manapun kau, selalu banyak cinta yang bertumpah ruah.

Gadis yang sama dan merindukan orang yang sama, yang barusan membangunkan saya di pagi buta
Fauziyah Suci Nurani